Sekaten menjadi agenda budaya di Kota Solo yang rutin digelar dan dinanti masyarakat. Selasa (7/1) saat Sekaten dibuka, masyarakat pun antusias menyaksikan pembukaan sekaligus menikmati alunan gendhing dari gamelan kuno milik Keraton Solo.
Abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta menabuh gamelan Kyai Guntur Madu di bangsal yang terletak di Kompleks Masjid Agung Keraton Surakarta, Selasa (7/1) (Foto: SMNetwork/Yoma Times Suryadi) |
Mereka menikmati alunan gendhing khas Sekaten dari gamelan milik keraton tersebut. Kepercayaan masyarakat, jika kita menikmati atau mendengarkan gamelan Sekaten, harus sambil mengunyah kinang. “Ini kepercayaan turun temurun dari nenek saya. Saya sendiri juga tak tahu maksudnya,” kata Widodo, seorang warga Solo kepada Wawasan.
Tak mengherankan, pada saat gamelan mulai ditabuh banyak penjual kinang di sekitarnya. Mereka berjejer mulai dari halaman depan Masjid Agung tempat ditabuhnya gamelan.
Sumber: Wawasan edisi Rabu, 8 Januari 2014